[FF] Silhouette Part II

~Opening Sound: Super Junior – H.I.T
Cast:
Kyuhyun as Great Evil Kyuhyun
Park Sung Rin
Choi Si Won as Pengacara Si Won
Park Jung Soo as Lee Teuk Mavia I
Lee Dong Hae as Dong Hae Mavia II
Shindong as Paman
Sung Min as Tracker Sungmin
Heechul as Chulie
Yesung as Ketua OSIS
Ryeowook as Suporter Kyu
Hankyung, Kangin, Eunhyuk dan Kibum as Preman dari Daegu
Jung Yunho DBSK as Yunho
Park Yoo Chun as Chun Oppa

-Sung Rin’s House-
-<Sung Rin POV>-

“Jadi…. Jadi….” Aku tidak bisa percaya dengan apa yang dikatakan Paman Shindong, wali yang sudah mengasuhku selama sepuluh tahun. Kyu? Ternyata dialah yang membuat kakakku meninggal. Kyu pelaku yang menabrak lari kakakku. Aku tidak bisa percaya ini terjadi padaku.

“Untung kau sudah berhenti mencintainya. Tadi aku lihat kau pulang bersamanya. Semalam kau menginap di rumahnya?”
“Anio. Aku semalam di rumah teman perempuanku membuat tugas. Tadi aku hanya bertemu di jalan dan ia mengantarku. Itu saja, Paman.”
“Arasso,” Paman memegang pundakku. “Jauhi dia. Aku tidak ingin kau terluka karenanya. Paman ke toko dulu.”

~BS: Suju – Coagulation
Setelah Paman pergi, aku menangis sejadi-jadinya di kamar. Aku telah salah mencintai orang selama ini. Dia yang membuat kakak laki-lakiku meninggal. Karena dia kaya, dan kakaknya seorang pengacara, akhirnya dia bebas dari segala macam tuntutan. Ya, aku memang miskin dan susah sekali untuk membuatmu merasakan kesedihanku. Tapi aku bersumpah, aku akan membencimu Kyu. Aku tidak akan memaafkanmu sampai kapanpun. Mulai sekarang, aku tidak akan peduli lagi denganmu. Kau memang pantas aku panggil laki-laki jahat.

-Sebulan kemudian-
“Wah, untung ya kau tidak hamil!” komentar Heechul. Aku terdiam saja. “Hei, sudahlah! Kau tidak perlu cemas lagi. Siapa tau dia cuma mempermainkanmu saja. Mungkin dia memang tidak melakukan apa-apa padamu.”
“Aku harap juga begitu. Antar aku pulang ya?”
“Baiklah!”

-Sunday Evening in the Winter Season-
“Mian aku baru bisa datang. Aku sudah mendapat restu dari orang tuaku setelah menceritakan semuanya tentangmu pada mereka. Aku pikir mereka akan mengeluarkanku dari silsilah keluarga. Tapi ternyata mereka bisa menerimamu,” Kyu datang padaku hari ini. Aku tidak menyangka ia tersenyum padaku. Ne! Sekarang aku tidak peduli dengan senyuman ataupun segala hal tentang dirinya.

“Kenapa kau diam?”
“Aku tidak mau mengenalmu lagi!” tegasku padanya. Kyu menahan langkahku, “Apa kau sudah tidak mencintaiku lagi?”
“Ne, rasa cintaku sudah hilang. Aku rasa perasaanku kemarin padamu hanya cinta monyet.”

Tatapan emosi Kyu muncul lagi. Sungguh, aku tidak tertarik dan tidak akan pernah mau lagi bertemu dengannya. “Aku rasa kau berbohong padaku!” ucap Kyu dingin sekali. “Sung Rin gadis bodoh itu, kemana dia? Apa kau menyembunyikannya dariku?”
“Aku bahkan sudah membunuhnya!” tegasku dan menepis tangannya dari lenganku.

“Andwae! Aku akan terus menunggumu. Aku akan bediri di sini sampai kau mengembalikan gadis bodoh itu padaku!”
“Terserah kau saja. Tapi aku sarankan jangan mencariku atau yang kau sebut gadis bodoh itu.”
<Sung Rin POV end>

-<Cho Kyuhyun POV>-
~BS: Suju – Your Eyes
Sudah berjam-jam aku berdiri di sini. Aku tidak mengerti kenapa dia menjadi gadis yang sangat angkuh seperti itu. Heh! Aku sendiri tidak menyangka akan melakukan hal senaif ini untuk seorang gadis. Aku, berdiri di depan rumahnya saat badai salju hanya dengan kaos biasa. Bodoh! Aku benar-benar bodoh. Kalau aku tau badai akan datang, aku akan menggunakan pakaian dingin. Terlambat untuk kembali pulang.

Sung Rin, kau berhasil membuatku terlihat sebagai seorang pecundang hari ini. Sejahat itukah aku di matamu? Inikah balasanMu padaku, Tuhan? Inikah balasan yang aku terima karena telah menolak banyak gadis yang menyukaiku? Atau adakah kesalahanku di masa lalu yang membuatku pantas mendapatkan hukuman ini?

Aku sudah tidak mampu berdiri lagi. Nafasku terasa sesak. Sekujur tubuhku seperti membeku. Tuhan, beri aku kekuatan sampai dia membuka pintu rumahnya untukku.
<Kyuhyun POV end>

-Sung Rin’s Room-
-<Sung Rin POV>-
“Jangan begini lagi!” ucapku padanya saat ia terbangun dari tidurnya. Untung Paman Shindong sedang ada urusan di luar kota. Kalau tidak, bisa ada keributan hebat di sini. Setiap melihatnya, aku kembali teringat kakakku.

“Harusnya kau biarkan aku mati kedinginan di luar!” kata Kyu padaku. Sayangnya aku manusia. Kalau aku binatang, aku akan membiarkannya mati kedinginan.
“Kenapa kau diam?” tanyanya padaku.
“Kenapa kau menungguku di luar?”
“Kau dingin sekali padaku. Kenapa kau begitu?”
“Bukankah kau juga dingin padaku?”

“Haruskah aku mengatakannya padamu?” nada Kyu mulai meninggi. Aku sama sekali tidak gentar dengannya. “Katakan saja yang ingin kau katakan. Kalau kau berat mengatakannya, lebih baik kau pendam saja sampai akhir!” ucapku datar.

“Neol saranghaeyo!” Kyu menghampiriku. “Ne! Neol saranghae!” Kyu memelukku. Ia mengatakannya dengan jujur. Aku tau itu dari sorot matanya yang terpancar bening. Andai bukan dia orangnya, kalau saja bukan dia pelakunya, aku pasti gadis yang sangat beruntung.

“Tapi aku tidak mencintaimu lagi. Aku sudah memilih laki-laki lain. Jadi jangan paksa aku,” ucapku membuatnya melepas pelukannya padaku. Aku melihat sepintas padanya yang sedang terenyuh akan perkataanku. Aku harus mengutarakan kebohongan ini padanya. Aku benar-benar tidak ingin mengenangnya lagi.

* * *

-Kyuhyun’s Room-BS: Suju – Boom Boom (Bad Girl)
-<Cho Kyuhyun POV>-
Ya! Aku sudah tidak tahan lagi dengan semua itu. BRAKK. Aku lempar semua barang-barang yang ada di kamar luas ini. Aku tidak peduli seberapa mahal benda-benda yang aku hancurkan. Aku sungguh sakit hati dengan ucapannya. Ya! Sung Rin! Beginikah balasanmu ketika aku melindungimu, ketika aku takut terjadi apa-apa padamu? Harusnya kau tau bahwa aku sudah bersusah payah hingga harus berlutut pada ayah dan kakekku untuk menerimamu di keluarga Cho ini!

Sung Rin! PRANGG! Aku melempar fotonya yang diam-diam aku ambil waktu aku sengaja membuntutinya di sekolah. Aku buang foto yang aku bingkai khusus itu ke jendela. Semuanya aku hancurkan. Dalam kaca retak itu aku melihat bayangan seorang laki-laki yang sudah kalah. Laki-laki yang semula mengira cintanya akan berakhir bahagia. Tapi kini laki-laki itu mengetahui kebodohannya mencintai wanita jahat yang ternyata tidak serius dengan hatinya.

Dia yang pertama aku cintai. Bagaimana ini? Adakah aku sungguh-sungguh kalah pada cinta?
“WAE!!!” teriakku histeris dan melempar vas kristal ke arah tv itu. Aku menangis dan bersimpuh di tengah kamarku yang sudah hancur. Tanganku mengalirkan darah banyak sekali. Kakiku terluka karena pecahan kaca dan benda tajam lainnya. Tapi sakit yang dirasa tubuhku tidak sesakit apa yang menusuk di hatiku.

Inikah yang harus aku tanggung ketika aku mencintai dengan setulus hati? “Non nappun yeojaya, Sung Rin! Ya! NON NAPPUN YEOJAYA!!! AAARRRGGGHHH!!!”

~BS: Suju – Coagulation
Semua pembantu di rumah menyaksikan kegilaanku dari balik pintu. Aku tau mereka bingung dengan kelakuanku. Aku di rumah ini sendiri. Keluargaku sibuk mengurus pekerjaan mereka. Kalau mau jujur, saat orang menganggap aku memiliki semuanya, justru akulah yang paling merasa kesepian di dunia ini. Ketika Sung Rin datang, ketika aku mulai menyukainya, ketika aku yakin ini cinta, aku sangat bahagia karena aku tau dia akan selalu menjadi Silhouette untukku. Namun pernyataannya kemarin seolah aku ini laki-laki paling tidak berguna. Aku pecundang yang tidak ada artinya.

Aku melihat bayangan Si Won Hyung yang datang padaku. Ia melihat sekelilingnya sudah tidak rapi lagi. Biasanya dia yang paling marah kalau aku membuat kekacauan. Entah kemana sikap kebapakannya yang suka sok mengatur. Dia memelukku. “Apakah ini karena gadis itu?” tanyanya padaku. Mulutku tidak mampu lagi mengeluarkan sepatah katapun. Aku hanya bisa mengangguk di tengah air mataku yang terus membasahi wajahku.
<Kyuhyun POV end>

* * *

-Time: 15.00. Place: Tae Yang Senior High School-

Si Won duduk di balik mobil Jaguar putihnya. “Tunjukkan padaku gadis yang telah membuatmu seperti ini,” kata Si Won pada Kyu yang menatap lurus pada sosok Sung Rin. Si Won melihat sorot mata Kyu menunjuk pada gadis memakai bando berpita mungil di rambutnya. Sung Rin terlihat murung berdiri di bawah pohon ditemani Yesung yang sibuk menghiburnya.

Wajah Si Won berubah panik. “Dia? Diakah gadis itu?” tanya Si Won tidak percaya. Kyu menghela nafasnya, “Ye. Dia orangnya. Sebaiknya kita pergi dari sini. Aku tidak mau dia tahu kalau aku ada di sini.”

“Kyu!” Si Won menatap lekat pada adiknya. “Apa kau yakin dia gadis yang kau sukai itu?” Kyu mengangguk datar. Si Won menekan keningnya, “Siapa namanya? Apa nama keluarganya?”

“Sung Rin. Park Sung Rin,” jawab Kyu dingin. Si Won sudah bukan panik lagi. Tubuhnya bergetar hebat. “Jad, jadi kau menyukai Park Sung Rin? Sung Rin?”
“Sudahlah Hyung. Kita pergi saja.”

* * *

-Time: Next Day. 18.00. Place: OTW to Sung Rin’s House-

-<Cho Kyuhyun POV>-
Ternyata dia adik perempuan Park Yoo Chun. *karena keluarga Park, maka itu saya memilih Yoo Chun sebagai kakaknya Park Sung Rin*

Jadi karena kejadian dua tahun lalu itu dia mengatakan kebohongan padaku? Aku yakin dia mengatakan mencintai laki-laki lain karena ia sudah mengetahui bahwa akulah penyebab kematian kakaknya. Andai dia tau kebenarannya. Sungguh, aku ingin mengutarakan cerita sebenarnya pada Sung Rin. Sekarang aku akan menemuinya. Aku harap dia mau mendengar penjelasanku.
<Kyuhyun POV end>

-Sung Rin’s House-
“Mau apa kau ke sini, pembunuh?” Paman Shindong menerima kedatangan Kyuhyun dengan tidak hormat. Ia sangat membenci laki-laki yang sekarang menunduk di depannya. “Aku mohon, izinkan aku menjelaskan semuanya, Paman.”

“Kau tidak perlu menguak kisah dua tahun lalu yang dikarang begitu sempurnanya oleh Pengacara Si Won yang tidak lain adalah kakakmu sendiri. Heh! Kalian keluarga kaya raya. Jadi satu nyawa saja, mungkin tidak terlalu penting untuk kalian!”

“Aku mohon, beri aku kesempatan untuk menjelaskan kejadian yang sebenarnya,” Kyu menunduk. Paman Shindong masih sangat emosi. “Mwo? Kesempatan? Apa kau memberi kesempatan saat kami menuntut keadilan pada kalian yang para orang kaya itu? Apa kau bisa memberikan Sung Rin kesempatan untuk melihat kakaknya lagi?”

“Aku tau itu tidak mungkin. Tapi percayalah bukan seperti itu kejadiannya,” Kyuhyun memelas. Paman Shindong menatap benci pada Kyu, “Apapun perkataanmu untuk membuatku percaya, itu tidak akan berguna lagi. Sekarang pergilah! Lagi pula Sung Rin sedang tidak di sini. Kalaupun dia ada, dia tidak akan mau menemuimu! Pembunuh!”

* * *

-Time: 22.00. Place: Seoul Garden Center.-
Kyu berlutut di depan Sung Rin. “Aku mohon, dengarkan ceritaku. Kali ini aku akan jujur atas kebenarannya padamu. Walaupun setelah kau mendengar penjelasan dariku kau tetap tidak bisa percaya. Aku mohon, sekali ini saja,” pinta Kyu lirih.

Raut dendam Sung Rin masih melekat jelas di wajahnya. Sebenarnya jauh di tatapan dendam tersebut, ada satu titik yang menyimpan sebuah perasaan tersendiri untuk Kyu. “Katakan saja. Aku akan mendengarnya,” Sung Rin datar.

Kyu mengenang kejadian dua tahun lalu di Nam Do Street.

-Flashback @ Nam Do Street-
Waktu itu Kyu sedang bertanding dengan empat tracker liar lainnya. Satu di antara tracker itu adalah orang utusan empat preman tersohor dari Daegu yang dikalahkan oleh Kyu beberapa waktu lalu.

Di tengah-tengah lintasan, ada seorang pemuda yang hendak menyebrang. Saat itu posisi Kyu berada di garis ke tiga. Dengan kecepatan yang luar biasa, tracker di belakang Kyu langsung menabrak pemuda tersebut. Kyu sangat shock melihat pemuda tersebut bersimbah darah di kepalanya. Kyu turun dari motornya dan menyelamatkan pemuda tersebut. Tapi sayang, nyawanya tidak terselamatkan.

Mobil para polisi tiba-tiba sudah datang dan mengerumuni Kyu dan pemuda yang sudah tidak bernyawa tersebut. Dengan licik, orang yang telah menabrak pemuda tadi melimpahkan kesalahan pada Kyu. Hingga akhirnya Si Won datang ke kantor polisi dan menutupi kesalahan Kyu dengan uang sebesar 1 Milyar Won. Si Won bukan tidak bisa menyelesaikan masalah adiknya tersebut di pengadilan. Tapi saat itu orang tua dan kakek Kyu akan datang. Jadi Si Won harus cepat-cepat menyelesaikan masalah tersebut. Kalau ketahuan Kyu akan dipenjara, bisa-bisa Kyu akan dikeluarkan dari keluarga Cho.

“Begitulah kenyatannya. Aku tidak berbohong padamu,” ucap Kyu dengan tatapan penuh harap di balik penyesalannya. Namun Sung Rin tetap membisu. Gadis tersebut pergi meninggalkan Kyu yang masih berlutut sedari tadi tanpa berkomentar apa-apa.

-Time: 01.00. Place: Excotic Bar-
“Sulit dipercaya kau yang tidak biasanya minum bisa sampai semabuk ini,” komentar Donghae. “Ya! Ayo pulang. Kalau kau minum lagi, bisa-bisa kau masuk rumah sakit.”

“Ini semua salahku!” timpal Teuki. Dengan kesadarannya yang masih 10% Kyu menatap Sang Leader. “Salahmu? Apa salahmu?” tanya Kyu.
“Kalau saja aku tidak merencanakan kau yang tidur bersama Sung Rin di hotel, mungkin kau tidak akan begini.”

“Heh!” Kyu yang mabuk menatap remeh pada Teuki. “Jadi gara-gara kau aku mencintainya. Hebat!” Kyu menepuk tangan. “Kau memang leader sejati Hyung. Kau buat aku berhasil mencintainya. Tapi…”
“Sudahlah!” Donghae memapah Kyu.

“Tunggu!” perintah Kyuhyun. “Aku berterima kasih padamu Hyung. Sangat amat berterima kasih. Walau aku begini, aku tetap berterima kasih.”
“Bawa dia pulang. Aku akan membereskan masalahnya besok pada gadis itu!” Lee Teuk mengomando.

* * *

-Time: 15.00. Place: Tae Yang Senior High School-
“Mengakulah padanya! SEKARANG!!!” teriak Lee Teuk pada Yunho yang sudah babak belur. “KALAU KAU TIDAK MAU MENGAKUI PERBUATANMU, AKU SENDIRI YANG AKAN MEMBUNUHMU DI DEPANNYA!!!”

Yunho menunduk malu dibaluti rasa marah. Tapi kondisinya sudah tidak mampu lagi untuk melawan. “Ye, aku yang melakukannya. Akulah yang menabrak pemuda di Nam Do dua tahun lalu.”

Sung Rin terpaku. Angin berhembus begitu cepat di sekitarnya. Tatapan Sung Rin melayang pada kenangannya bersama sang kakak yang telah tiada. Beberapa saat di sela-sela ingatannya, terlintas bayangan Kyu yang datang pertama kali menyelamatkannya. Kyu yang selalu menjadi keceriaan untuknya di bulan kemarin walau Kyu sangat menyebalkan. Juga Kyuhyun, yang tersenyum padanya untuk pertama kali.

“Pabo! Nae monconghan saram <aku orang yang konyol>! Paboya saram <orang bodoh>!” tubuh Sung Rin gemetar menahan kesalah pahaman ini. Matanya menyorot sinis penuh dendam pada Yunho yang dari tadi berlutut di kaki Sung Rin. Lebih tepatnya, berlutut karena terpaksa.

* * *

-Shindong’s Shop-
“Maafkan paman, Sung Rin. Waktu itu dia datang tapi paman mengusirnya tanpa mau mendengarkan penjelasannya,” Paman Shindong kelihatan sangat menyesal.
“Temui dia sekarang!” celetuk Heechul. Sung Rin terperanjat, “Menemuinya? Aku tidak tau harus mencarinya dimana.”

“Pabo!”
“Ah! Kau dan Kyu suka sekali menyebutku pabo.”
“Di pelajaran kau memang pintar. Tapi untuk masalah sosial, kau sangat pabo! Telpon saja dia dan tanyakan bagaimana keadaannya. Lalu ajak dia bertemu di suatu tempat.”

“Benar apa kata Chul. Kalau kau bertemu dengannya, katakan paman mau meminta maaf yang sebesar-besarnya padanya. Bila perlu aku akan menunduk padanya.”
“Baiklah. Aku akan menemuinya.”

-Time: 23.00. Place: Nam Do Street yang tak berpenghuni-
“Dari mana kau tau aku sedang di sini?” Kyu menatap dingin pada kedatangan Sung Rin. “Sebaiknya kau pergi. Aku tidak mau melihatmu menghinaku ataupun mendengar kata-kata kebencianmu padaku.”

Sung Rin berlari memeluk Kyu. “Jeongmal mianhaeyo Oppa. Neol jeomallo mianhaeyo.”
“Mian?” pikir Kyu. “Apa dia sudah mengetahui kebenarannya?”

“Nan pabo yojaya. Ye, pabo yojaya. Jebal,”
“Ani! Dengan kau mengetahui kebenarannya, itu sudah cukup bagiku.”

“YA!” seseorang menepuk tangannya. “TIDAK KU SANGKA KALIAN ADA DI SINI!” Sungmin datang bersama para Preman Daegu yang masing-masing membawa alat pemukul. Kyu bersikap tenang. Sung Rin berniat melepas pelukannya. “Tetaplah bersamaku,” ucap Kyuhyun menahan Sung Rin di pelukannya.

“Romantis sekali pasangan itu ya? Heh! Tapi sayang, nasib percintaan mereka sepertinya tidak lama lagi akan berakhir!” sambung Hankyung dengan senyum licik.
“Awalnya kami berniat akan damai bersama Para Pemuda Seoul. Tapi karena leader kalian berulah pada anggota kami, Yunho, maka dari itu, tidak akan ada lagi perdamaian di antara kita!” papar Sungmin. “Ya! Akulah Pemimpin Para Pemuda Daegu yang sebenarnya!”

“Yunho?” pikir Kyu. “Dialah penyebab kematian kakak laki-laki Sung Rin.”
“Aku sudah tau semuanya Oppa,” ucap Sung Rin dalam dekapan Kyu. “Mianhae….”

“Katakan satu hal yang mungkin tidak bisa kau sampaikan nanti!” bisik Kyu pada Sung Rin sementara wajah-wajah pemuda Daegu siap menghancurkan tubuhnya.
“Aku harus mengatakan apalagi?” tanya Sung Rin. Kyu memeluknya lebih erat, “Mereka mungkin akan membunuh kita. Jumlah mereka terlalu banyak. Aku sendiri di sini. Bagaimanapun caranya, kaulah yang akan aku lindungi walaupun nyawaku taruhannya.”

Sung Rin terenyuh dengan pernyataan Kyu. Kini perasaannya sangat galau. “Cepat katakan sesuatu yang mungkin menjadi kalimat terakhir untukku,” pinta Kyu dengan keadaan terdesak melihat langkah para musuh yang mulai mendekat. *slow motion*

“Jaga nyawamu untukku!” ucap Sung Rin penuh harap. “Karena aku mencintaimu. Neol saranghaeyo Kyuhyun Oppa.”
Wajah Kyu terlihat lega walau dibaluti rasa takut kalau terjadi sesuatu pada Sung Rin. “Ne! Aku akan berusaha hidup untukmu. Hidup lebih lama untukmu.”

~BS: Suju – Don’t Don
Perkelahian sengit sudah terjadi. Hankyung memegangi tubuh Sung Rin yang terus berusaha masuk ke kerumunan para Pemuda Daegu yang telah berhasil membuat Kyu tumbang. Awalnya Kyu bisa menangkis serangan mereka semua. Tapi tanpa diduga, sebuah mobil box besar datang membawa Pemuda Daegu lainnya dan menyerang Kyu secara membabi buta. Kyu yang hanya melawan dengan tangan kosong sudah tidak bisa melawan lagi.

Sung Rin terus berteriak dan menangis. Hankyung juga terus mengatakan hal-hal yang membuat Sung Rin tambah kalut. Tidak lama berselang, datang mobil kepolisian yang entah dari mana datangnya. Sung Rin berhasil melepas cengkraman Hankyung.

~BS: Suju – Coagulation
Ia berlari menghampiri Kyu yang sudah tergeletak sangat lemah di jalanan. Sung Rin memangku tubuh lemah Kyuhyun. Sekujur tubuhnya bersimbah darah dan memar. Sayup-sayup kelopak mata Kyu mulai menutup perlahan. Namun laki-laki ini terus berusaha untuk bisa membuka mata dan ia masih mencoba tersenyum pada Sung Rin.

“Aku…. Aku…. akan hidup…. untukmu…. Jadi…. tetaplah mencintaiku…. Sung Rin…. Aku berjanji akan hidup…. Aku tidak akan mengingkarinya…. Neol saranghae….. Jeongmallo saranghaeyo….” kelopak itu menutup perlahan hingga cahaya dan binar ketulusan Kyuhyun tidak terlihat lagi. Sung Rin tidak bisa terima dengan apa yang dilihatnya.

“ANIO!!! DORAWA OPPA!!! NON DORAWAJULLAE, KYU!!! DORAWA!!!” Sung Rin memeluk tubuh itu seerat mungkin. Air matanya mengalir senada dengan darah di kepala Kyu.

* * *

-1 Years Later. Time: 10.00. Place: Seoul Funeral Public (Pemakaman Umum Seoul)-
Sung Rin mendatangi sebuah makam dengan membawa seikat bunga. Ia meletakkan bunga tersebut di atas makam itu.

<Park Sung Rin POV>
Oppa, aku datang membawa seikat bunga lily favoritmu. Aku tau sekarang kau bisa tersenyum di atas sana karena aku dan Paman Shindong telah mengetahui kebenarannya. Aku sangat senang sekali semua berakhir dengan jelas. Andai Oppa Chun masih ada, aku ingin sekali bercerita padamu tentang banyak hal yang terjadi sejak kepergianmu. Ada banyak kegembiraan yang aku lalui. Namun ada juga hal-hal yang membuatku bersedih.

Terutama sekarang. Aku ingin sekali bersandar pada Oppa Chun. Ne, aku sekarang sedang mencintai seorang pemuda. Dia baik sekali padaku. Aku yakin Oppa tau siapa dia. Tapi sekarang dia tidak bisa tersenyum lagi padaku. Ya, dia memang masih hidup. Dia masih bernafas. Tapi wajahnya tidak bisa tersenyum padaku. Naneun ottokhae?

Setahun berlalu semenjak kejadian itu. Aku terus menunggunya untuk tersenyum kembali. Tapi ia tak kunjung membuka matanya. Ia masih berbaring di sana. Tanpa bergerak sedikitpun Oppa. Dalam keadaanku yang sedih biasanya Oppa akan menyemangatiku. Ya! Aku harus bersemangat. Aku akan menungunya untuk tersenyum lagi padaku.
<POV End>

-Time: Sunday Evening. Place: Kyuhyun’s House-
“Sung Rin, kau sudah kembali. Temani Kyu ya?” pinta Si Won Oppa yang selalu tersenyum pada Sung Rin. Ayah dan Ibu Kyuhyun awalnya sangat marah ketika mengetahui Kyu koma. Mereka menyalahkan Sung Rin. Tapi dengan sikap pantang menyerahnya, Sung Rin terus datang dan menemani Kyu.

“Tentu saja. Aku akan menemaninya seperti biasa,” ucap Sung Rin seraya duduk di sebelah Kyu. Banyak sekali alat-alat kedokteran yang terpasang di kamar itu. Alat tersebut adalah penopang hidup kedua untuk Kyuhyun.

“Aku ingin bercerita banyak sekali. Kau dengarkan baik-baik ya Kyu. Ceritanya agak konyol sich. Ya, apapun tentang Heechul memang selalu konyol. Tadi di kampus dia dimarahi senat. Habis dia mengikat rambutnya seperti wanita. Ha ha. Aku sendiri terus tertawa melihatnya disuruh memakai baju wanita. Kalau kau melihatnya, kau pasti akan tertawa,” Sung Rin menggenggam tangan Kyu.

“Kyu, kapan sich kau mau judes lagi padaku? Kerjaanmu tidur terus. Dasar laki-laki pemalas. Satu tahun tidur, apa kau tidak bosan? Kalau aku jadi dirimu, aku pasti tidak akan betah. Aku akan langsung bangun dan berlari keluar kamar. Aku akan berteriak di jalanan supaya orang tau bahwa aku masih hidup. Kyuhyun juga harus begitu.”

Greb. Sung Rin terpaku. “Kyu? Kyu Oppa? Kau….”
“Sung Rin…,” gumam Kyu yang masih menutup matanya. Sung Rin menangis dalam bahagia, “Katakan lagi Oppa…. Katakan kau akan bangun kali ini….”
Genggaman tangan Kyu lebih bertenaga. Sung Rin tersenyum, “Ya! Oppa pasti bisa. Bangunlah Oppa.”

“Sung Rin…,” panggil Kyu dengan membuka matanya perlahan. Sung Rin mendekap tangan Kyu di dadanya. “Ne, neol bogoshipdago…. Neol bogoshipoyeo, Kyuhyun Oppa.”
Kyuhyun tersenyum simpul pada Sung Rin.

* * *

-Time: 6 years later. Place: Home Sweet Home-
~BS: Suju – Ourlove

“Ash, anakmu itu menyebalkan sekali. Sama seperti bapaknya,” protes Teuki yang dilempari ice cream oleh anak kecil. Sung Rin dan Kyuhyun hanya tertawa. Donghae sudah terpingkal-pingkal melihat kepala Teukie yang berisi kotak ice cream.

“Setidaknya itu balasan untukmu tentang kejailan di hotel dulu Hyung,” seru Donghae. Teuki manyun, “Dasar! Pasti yang ngajarin Hyu Rin itu si Chulie. Awas saja kau Chul. Akan ku balas!”
“Aku tidak takut dengan pembalasanmu Hyung!” seru Chulie yang bermain bersama Hyu Rin, anak perempuan pasangan SungHyun.

“Gomapta nae gyote momullo jwoso<terima kasih untuk berada di sisiku>,” Kyu menggenggam jemari Sung Rin yang duduk di sebelahnya. Mereka tersenyum bersama. Langit yang cerah, dipayungi pepohonan rindang dan rumput rapi kehijauan, di tambah suasana kolam renang dengan riuk air membiru, membuat suasana rumah ini penuh kesejukan. Inilah gambaran Home Sweet Home pasangan SungHyun.

“Siap ya… Lima detik lagi foto kita akan terekam kamera,” seru Si Won Oppa yang langsung buru-buru ke arah para pemeran yang siap berpose.
SungHyun duduk berdampingan bersama Hyu Rin. Sedangkan para Oppa memasang wajah paling konyol versi mereka masing-masing. Kritt! Foto keluarga bahagia siap cetak.

TBC .

Author : Shiro Ani on Facebook

Please take with full credits from Fanfict City , and don’t COPYCAT PLEASE . Thank You .

Tinggalkan komentar